Sebelum memulai pemrograman pada Windows Azure, penting untuk memahami mengenai bagaimana aplikasi akan berjalan pada cloud. Mungkin sebagian dari anda sudah familiar mengenai bagaimana untuk membuat aplikasi menggunakan model pemrograman Windows Server, yang sebagian besar masih dapat digunakan pada Windows Azure. Namun, terdapat beberapa hal yang berbeda pada pemrograman pada platform ini. Hal ini dikarenakan Windows Azure menawarkan abstraksi pada level operating system (lebih lanjut baca
Jenis-Jenis Layanan Cloud Computing), sehingga developer bisa berfokus pada pengembangan aplikasi.
Model pemrograman Windows Azure berfokus pada 3 hal, yaitu: 1) Administrasi yang lebih mudah, misalnya mampu melakukan update operating system secara otomatis, 2) Availability yang lebih tinggi, model pemrograman pada Windows Azure didesain untuk available setiap saat, meskipun pada waktu load sangat tinggi, dan 3) Scalabiity yang lebih mudah, programmer dapat dengan mudah menyesuaikan aplikasi sesuai dengan skala yang dibutuhkan.
Secara sederhana, model pemrograman pada Windows Azure mengikuti 3 aturan, yaitu:
1. Sebuah aplikasi Windows Azure terdiri atas satu atau lebih roles
Windows azure akan membagi aplikasi ke dalam beberapa logical part yang disebut
roles. Roles terdiri atas 3 jenis sesuai fungsinya:
1) Web Role, yaitu serangkaian logic yang berinteraksi dengan menggunakan HTTP. Biasanya digunakan untuk mendapatkan input dan dapat dibuat dengan ASP.NET, PHP, dll.
2) Worker Rolemerupakan serangkaian logic yang berinteraksi dengan lebih banyak cara. Misalnya, sebuah worker role dapat melakukan analisis terhadap sejumlah data.
3) Virtual Machine (VM) Role, yaitu role yang mampu menjalankan Virtual Hardisk (VHD) pada cloud sehingga bisa digunakan sebagaimana virtual machine pada Windows Server.
Selengkapnya...