Sabtu, 03 Desember 2011

Apa Itu Cloud Computing?

Cloud Computing, sudah ada yang pernah dengar? Kalau anda belum pernah mendengarnya, wajar saja karena cloud computing ini merupakan sesuatu hal yang baru dan sekarang sedang hot-hotnya dibahas oleh banyak orang. Oleh karena cloud computing itu merupakan hal yang baru, saya jadi penasaran ingin cari tahu seperti apa cloud computing itu, contohnya, manfaatnya dan kekurangannya. Nah, karena “Sharing is Caring” jadi saya memilih buat berbagi apa yang saya dapat dan saya tulis di blog ini supaya kalau lupa bisa baca lewat blog… hehe . Nah, seperti apa sih cloud computing itu, mari disimak

 Apa itu cloud computing?

Jika diartikan cloud computing adalah komputer awan. Seperti yang ada di Wikipedia bahwa cloud computing itu adalah gabungan dari pemanfaatan teknologi (komputasi) dan pengembangan berbasis internet (awan). Cloud computing merupakan sebuah metode komputasi dimana kemampuan TI disediakan sebagai layanan berbasis internet.
Biar lebih paham lagi tentang cloud computing itu sendiri, saya kasih gambaran sederhananya. Kita bisa bayangkan cloud computing itu seperti sebuah jaringan listrik. Jika kita butuh listrik, kita tidak harus punya pembangkit listrik. Kita hanya perlu menghubungi penyedia layanan listrik, yaitu PLN untuk menyambungkan rumah kita dengan jaringan listrik dan kita tinggal menikmatinya saja. Dan pembayaran kita lakukan sesuai dengan besaran pemakaiannya.
Kalau listrik aja bisa begitu, kenapa layanan komputasi tidak bisa? Contohnya, jika sebuah perusahaan membutuhkan aplikasi CRM (Costumer Relationship Management). Kenapa perusahaan itu harus membeli aplikasi itu, membeli hardware buat server dan harus menyewa tenaga ahli TI khusus untuk menjaga server dan aplikasi itu?
Nah, disinilah cloud computing itu berperan. Dalam contoh di atas, perusahaan Microsoft telah menyediakan aplikasi CRM yang dapat langsung digunakan oleh perusahaan yang membutuhkan tadi. Perusahaan yang membutuhkan itu tinggal menghubungi perusahaan Microsoft untuk menyambungkan perusahaannya (dalam hal ini melalui internet) dengan aplikasi CRM & tinggal memakainya. Dan pembayaran dilakukan per bulan, per triwulan, per semester, per tahun atau sesuai kontrak yang dibuat. Jadi, perusahaan yang membutuhkan aplikasi CRM tadi, tidak perlu melakukan investasi awal untuk pembelian hardware server dan tenaga ahli TI. Itulah salah satu manfaat dari cloud computing yang dapat menghemat anggaran suatu perusahaan.

Cloud computing mempunyai 3 tingkatan layanan yang diberikan kepada pengguna, yaitu:
·         Infrastructure as service(IaaS), hal ini meliputi Grid untuk virtualized server, storage & network. Contohnya seperti Amazon Elastic Compute Cloud dan Simple Storage Service.
·         Platform as a service(PaaS), hal ini memfokuskan pada aplikasi dimana dalam hal ini seorang developer tidak perlu memikirkan hardware dan tetap fokus pada pembuatan aplikasi tanpa harus mengkhawatirkan sistem operasi, infrastructure scaling, load balancing dan lain-lain. Contohnya yang sudah mengimplementasikan ini adalah Force.com dan Microsoft Azure investment.
·         Software as a service(SaaS): Hal ini memfokuskan pada aplikasi dengan Web-based interface yang diakses melalui Web Service dan Web 2.0. Contohnya adalah Google Apps, SalesForce.com dan aplikasi jejaring sosial seperti FaceBook.

Grid, Utility, & Autonomic Computing

Pada umumnya, cloud computing memiliki semua karakteristik yang dimiliki oleh tiga teknologi “pendahulu”-nya.
q  Grid Computing : metode komputasi dimana sebuah komputer raksasa virtual yang terdiri dari beberapa komputer melakukan sejumlah besar kegiatan sekaligus, yang secara bersama-sama melakukan semua bagian tugas komputasi. Cloud computing memiliki karakterisitik ini misalnya dalam jaringan peer-to-peer ataupun SETI@home.
q  Utility Computing : konsep komputasi dimana pengguna cukup membayar apa yang ia pakai. Konsepnya persis seperti kita menyewa listrik dari PLN, dimana kita menggunakan “meteran” untuk mengukur aktifitas penggunaan layanan yang telah kita pakai.
q  Autonomic Computing : konsep dimana komputer beserta sistem infrastruktur komputasinya memiliki kemampuan self-management atau dalam arti umumnya ia memiliki kemampuan untuk memperbaiki dirinya sendiri.
q  Contohnya jika harddisk server mendekati utilisasi 90% maka secara otomatis server tersebut akan mengaktivasi harddisk cadangan sehingga server tidak akan megalami kesulitan penyimpanan data lagi.

Komponen Cloud Computing

q  Cloud Clients adalah seperangkat komputer ataupun software yang didesain secara khusus untuk penggunaan layanan berbasis cloud computing.

v  Mobile – Windows Mobile, Symbian, dan lain-lain.
v  Thin Client – Windows Terminal Service, CherryPal, dll.
v  Thick Client – Internet Explorer, FireFox, Chrome, dll.

q  Cloud Services adalah produk, layanan dan solusi yang dipakai dan disampaikan secara real-time melalui media Internet. Contoh yang paling popular adalah web service.

v  Identitas – OpenID, OAuth, dan lain2.
v  Integration – Amazon Simple Queue Service.
v  Payments – PayPal, Google Checkout.
v  Mapping – Google Maps, Yahoo! Maps.

q  Cloud Applications memanfaatkan cloud computing dalam hal arsitektur software. Sehingga user tidak perlu menginstal dan menjalankan aplikasi dengan menggunakan komputer.

v  Peer-to-peer – BitTorrent, SETI, dan lain-lain.
v  Web Application – Facebook.
v  SaaS – Google Apps, SalesForce.Com, dan lain-lain.

q  Cloud Platform : merupakan layanan berupa platform komputasi yang berisi hardware dan software2 infrasktruktur. Biasanya mempunyai aplikasi bisnis tertentu dan menggunakan layanan PaaS sebagai infrastruktur aplikasi bisnisnya. Contoh :

v  Web Application Frameworks – Python Django, Rubyon Rails, .NET
v  Web Hosting
v  Propietary – Force.Com 

q  Cloud Storage melibatkan proses penyampaian penyimpanan data sebagai sebuah layanan. Misal :

v  Database – Google Big Table, Amazon SimpleDB.
v  Network Attached Storage – Nirvanix CloudNAS, MobileMe iDisk.

q  Cloud Infrastructure merupakan penyampaian infrastruktur komputasi sebagai sebuah layanan. Contohnya :

v  Grid Computing – Sun Grid.
v  Full Virtualization – GoGrid, Skytap.
v  Compute – Amazon Elastic Compute Cloud.



Para investor sedang mencoba untuk mengeksplorasi adopsi teknologi cloud computing untuk dijadikan bisnis seperti Google dan Amazon yang sudah punya penawaran khusus pada teknologi cloud. Dan juga Microsoft dan IBM tidak mau kalah dalam hal ini, mereka juga sudah menginvestasikan jutaan dolar untuk hal ini.
Bisa dipastikan ke depannya cloud computing ini akan menjadi sebuah trend, standar teknologi akan menjadi lebih sederhana karena ketersediaan dari layanan cloud.

Kelebihan Cloud Computing

q  Murah
v  Trend sesungguhnya dari komputansi awan justru terjadi pada perusahaan. Perusahaan tiap tahun dipusingkan pengeluaran besar untuk membeli piranti keras dan lunak. Bila cukup membeli satu terminal, bukan saja lebih murah, tapi juga perlengkapan yang simpel lebih tahan lama.
q  Ramah Lingkungan
v  Pada umumnya, komputer di rumah meniupkan udara panas. Udara panas itu berasal dari energi. Energi dibutuhkan supaya komputer bisa nyala. Tapi kebanyakan energi itu menjadi udara panas. Dengan 'cloud computing', sebuah komputer pusat, maka di rumah dibutuhkan lebih sedikit listrik, jadi sangat menghemat.

Menghemat biaya investasi awal untuk pembelian sumber daya.
Bisa menghemat waktu sehingga perusahaan bisa langsung fokus ke profit dan berkembang dengan cepat.
Membuat operasional dan manajemen lebih mudah karena sistem pribadi/perusahaan yang tersambung dalam satu cloud dapat dimonitor dan diatur dengan mudah.
Menjadikan kolaborasi yang terpercaya dan lebih ramping.
Mengehemat biaya operasional pada saat realibilitas ingin ditingkatkan dan kritikal sistem informasi yang dibangun.

Kekurangan Cloud Computing

Komputer akan menjadi lambat atau tidak bisa dipakai sama sekali jika internet bermasalah atau kelebihan beban. Dan juga perusahaan yang menyewa layanan dari cloud computing tidak punya akses langsung ke sumber daya. Jadi, semua tergantung dari kondisi vendor/penyedia layanan cloud computing. Jika server vendor rusak atau punya layanan backup yang buruk, maka perusahaan akan mengalami kerugian besar.

Kendala Cloud Computing

q  Service level
v  Cloud provider mungkin tidak akan konsisten dengan performance dari application atau transaksi.
v  Mengharuskan anda untuk memahami service level mengenai transaction response time, data protection dan kecepatan data recovery.
q  Privacy
v  Karena orang lain / perusahaan lain juga melakukan hosting kemungkinan data anda akan keluar atau di baca oleh pemerintah U.S. dapat terjadi tampa sepengetahuan anda atau approve dari anda.
q  Compliance
v  Cloud service provider diharapkan dapat menyamakan level compliance untuk penyimpanan data didalam cloud
q  Data ownership
v  Apakah data anda masih menjadi milik anda begitu data tersebut tersimpan didalam cloud?
v  Mungkin pertanyaan ini sedikit aneh, namun anda perlu mengetahui seperti hal nya yang terjadi pada Facebook yang mencoba untuk merubah terms of use aggrement nya yang mempertanyakan hal ini.
q  Data Mobility
v  Apakah anda dapat melakukan share data diantara cloud service?
v  Jika anda terminate cloud relationship bagaimana anda mendapatkan data anda kembali?
v  Format apa yang akan digunakan ?
v  Dapatkah anda memastikan kopi dari datanya telah terhapus ?


Mengatasi Permasalahan Pada Cloud Computing


Di banyak negara, cloud computing (komputasi awan) tidak cuma sebatas wacana, tapi sudah diterapkan. Namun di negara kita, adopsinya masih terkendala oleh banyak hal. Keamanan adalah salah satunya.
Para CIO di negara kita tak sendirian dalam urusan ini. Lebih dari 70% dari 10.400 profesional di bidang keamanan informasi yang tercakup dalam studi oleh Frost and Sullivan akhir tahun lalu, menyatakan kekuatiran yang sama. Mereka pun  sepakat tentang kebutuhan mendesak untuk mengkaji ulang keamanan teknologi cloud.
Nah agar CIO lebih paham, NetApp memaparkan tiga potensi resiko beralih ke cloud. Yang pertama, cloud bisa dimanfaatkan pihak yang berniat buruk untuk melakukan tindak kriminal, seperti phishing dan social engineering.
Kedua, popularitas penggunaan perangkat mobile oleh karyawan berpotensi kebocoran informasi sensitif perusahaan yang bisa berdampak fatal terhadap brand, keuangan maupun keuangan perusahaan.
Ketiga, beralih ke infrastruktur pihak ketiga (penyedia cloud computing) bisa berarti berbagi infrastruktur cloud yang sama dengan pihak lain. Jika pemrograman software-nya kurang baik, kerahasiaan, integritas, ketersediaan dan akuntabilitas perusahaan bisa terancam karena data satu perusahaan bisa diintip perusahaan lain.
1. Para CIO perlu memastikan bahwa penyedia layanan cloud mereka dapat melindungi dari ancaman-ancaman tersebut melalui kriteria login yang lebih akurat, otentifikasi dan juga kemampuan untuk memonitor dan melacak siapa yang mengakses informasi mereka di cloud.
2. Para CIO perlu memastikan bahwa para penyedia cloud mereka dapat melakukan antisipasi untuk melindungi perusahaan dari ancaman dari dalam. Hal ini dapat mencakup menyediakan akses terbatas atau sementara terhadap sumber daya perusahaan tergantung dari profil karyawan. Selain itu, setiap informasi perusahaan lebih baik tidak diperbolehkan untuk tinggal di perangkat pribadi setelah karyawan memutuskan koneksi dengan server perusahaan.
3. Para CIO perlu memahami prosedur keamanan internal dan kebijakan komputasi dari cloud provider yang dipilih. Mereka perlu menyadari kendali keamanan yang ada di cloud provider mereka, seberapa efektif kendali keamanan, bagaimana pemorgraman software terintegrasi dengan keamanan dan bagaimana tindakan terhadap informasi dalam rangka termination atau security breakdown.


Cloud computing tidak lama lagi akan menjadi realita, dan ini akan memaksa para IT professional untuk cepat mengadaptasi yang dimaksud dengan teknologi ini. Akibat dari keadaan sosial ekonomi yang terus mengalami revolusi yang sangat cepat sehingga melahirkan cloud computing, dimana teknologi ini dibutuhkan untuk kecepatan dan realibilitas yang lebih dari teknology yang sebelumnya sehingga teknologi ini nantinya akan mencapai pada tingkat investasi dalam term cloud service yang cepat dan mudah.
Cloud sudah hadir di depan kita saat ini, namun apa itu cloud ? kemana tujuanya ? dan apa resikonya? dan bagaimana organisasi IT mempersiapkan ini ? itulah pertanyaan yang setidaknya akan hadir oleh beberapa praktisi ataupun peminat IT, Cloud computing pada dasaranya adalah menggunakan Internet-based service untuk meng support business process. Cloud service biasanya memiliki beberapa karakteristik, diantaranya adalah:
Sangat cepat di deploy, sehingga cepat berarti instant untuk implementasi.
Nantinya biaya start-up teknologi ini mungkin akan sangat murah atau tidak ada dan juga tidak ada investasi kapital.
Biaya dari service dan pemakaian akan berdasarkan komitmen yang tidak fix.
Service ini dapat dengan mudah di upgrade atau downgrade dengan cepat tampa adanya Penalty.
Service ini akan menggunakan metode multi-tenant (Banyak customer dalam 1 platform).
Kemampuan untuk meng customize service akan menjadi terbatas.
Teknologi cloud akan memberikan kontrak kepada user untuk service pada 3 tingkatan:
Infrastructure as Service, hal ini meliputi Grid untuk virtualized server, storage & network. Contohnya seperti  Amazon Elastic Compute Cloud dan Simple Storage Service.
Platform-as-a-service: hal ini memfokuskan pada aplikasi dimana dalam hal ini memungkinkan developer untuk tidak memikirkan hardware dan tetap fokus pada application development nya tampa harus mengkhawatirkan operating system, infrastructure scaling, load balancing dan lainya. Contoh nya yang telah mengimplementasikan ini adalah Force.com dan Microsoft Azure investment.
Software-as-a-service: Hal ini memfokuskan pada aplikasi denga Web-based interface yang diakses melalui Web Service dan Web 2.0. contohnya adalah Google Apps, SalesForce.com dan social network application seperti FaceBook.
Beberapa investor saat ini masih mencoba untuk mengekplorasi adopsi teknologi cloud ini untuk dijadikan bisnis sebagaimana  Amazon dan Google telah memiliki penawaran khusus pada untuk teknologi cloud, Microsoft dan IBM juga telah melakukan investasi jutaan dollar untuk ini.
Melihat dari tren ini kita dapat memprediksi masa depan, standard teknologi akan menjadi lebih sederhana karena ketersediaan dari banyak cloud service.
Lalu apa resikonya ?
Sebagaimana yang dikatakan sebagai bisnis service, dengan teknologi cloud anda sebaiknya mengetahui dan memastikan apa yang anda bayar dan apa yang anda investasikan sepenuhnya memang untuk kebutuhan anda menggunakan service ini. Anda harus memperhatikan pada beberapa bagian yaitu:
Service level – Cloud provider mungkin tidak akan konsisten dengan performance dari application atau transaksi. Hal ini mengharuskan anda untuk memahami service level yang anda dapatkan mengenai transaction response time, data protection dan kecepatan data recovery.
Privacy - Karena orang lain / perusahaan lain juga melakukan hosting kemungkinan data anda akan keluar atau di baca oleh pemerintah U.S. dapat terjadi tampa sepengetahuan anda atau approve dari anda.
Compliance - Anda juga harus memperhatikan regulasi dari bisnis yang anda miliki, dalam hal ini secara teoritis cloud service provider diharapkan dapat menyamakan level compliance untuk penyimpanan data didalam cloud, namun karena service ini masih sangat muda anda diharapkan untuk berhati hati dalam hal penyimpanan data.
Data ownership – Apakah data anda masih menjadi milik anda begitu data tersebut tersimpan didalam cloud? mungkin pertanyaan ini sedikit aneh, namun anda perlu mengetahui seperti hal nya yang terjadi pada Facebook yang mencoba untuk merubah terms of use aggrement nya yang mempertanyakan hal ini.
Data Mobility – Apakah anda dapat melakukan share data diantara cloud service? dan jika anda terminate cloud relationship bagaimana anda mendapatkan data anda kembali? Format apa yang akan digunakan ? atau dapatkah anda memastikan kopi dari data nya telah terhapus ?
Untuk sebuah service yang masih tergolong kritis untuk perusahaan anda, saran terbaik adalah menanyakan hal ini se detail detailnya dan mendapatkan semua komitmen dalam keadaan tertulis.
Apa yang dilakukan Smart Company saat ini ?
Ada banyak kesempatan pada organisasi IT khususnya untuk mensosialisasikan cloud service. Banyak organisasi yang mencoba untuk menambahkan firut ini kepada infrastruktur yang mereka miliki sebelumnya untuk mengambil keuntungan dari “cloud bursting“; khususnya jika anda membutuhkan kapasitas ekstra atau ekstra aktifitas, anda dapat memanfaatkan cloud ketimbang melakukan investasi resource secara in-house.
Development/test dan beberapa aktifitas yang mirip juga menjadi tempat yang bagus untuk cloud, memungkinkan anda untuk mengurangi pengeleluaran perkapita dan biaya data center yang terus meingkat dari sisi kecepatan dan uptime.
Sedangkan perusahaan yang tidak segan segan untuk mengimplementasi teknologi cloud untuk data mereka dan menyimpan nya sebagai fasilitas mereka sendiri untuk memastikan kebijakan perusahaan tersimpan dengan baik tentunya akan lebih baik, sehingga memastikan proses komputerasisasi pada cloud sebagai sistem proses yang dibutuhkan akan lebih independen.
Apakah anda siap ?
Jika organisasi anda baru saja mengeksplorasi teknologi cloud ada beberapa cloud service yang sudah cukup mapan dan dapat di pertimbangkan misalnya sebagai e-mail service. Namun untuk masalah sekuriti, dengan mengembangkan internal infrastruktur anda menjadi model cloud akan lebih baik.

Dengan begini role IT kini ikut berperan dalam hal business model yang dibutuhkan untuk perekonomian saat ini. Bagaimana anda meningkatkan kecepatan dan uptime ? dan bagaimana anda dapat men support business operation dengan sedikit dan pengeluaran yang fix?
Langkah awal yang harus anda lakukan adalah mempelajari sistem kontrak dari cloud service. pastikan setiap process menjadi simple, dapat berulang ulang dan menjadi nilai tambah untuk bisnis anda.
Kedua, anda harus mengidentifikasi service apa yang dapat anda manfaatkan di dalam cloud dan mana yang seharusnya bersifat internal. Hal ini sangat penting untuk anda ketahui mengenai system dan service core yang dapat dimanfaatkan oleh bisnis anda. dan sebaiknya anda mengkategorikan beberapa elemen bisnis anda berdasarkan resiko dari penggunaan cloud service.
Langkah terakhir, anda harus melakukan strategi sourcing untuk mendapatkan biaya yang sangat murah, namun memiliki scalability dan flexibility untuk kebutuhan bisnis anda. Hal ini termasuk pertimbangan akan proteksi data ownership dan mobility, compliance dan beberapa element seperti halnya kontrak IT tradisional.

Penggunaan Cloud Computing

q  VBLOCK INFRASTRUCTURE PACKAGES
v  Paket infrastruktur yang menggabungkan teknologi virtualisasi, jaringan, komputasi, storage, keamanan, dan pengelolaan terbaik.
v  Oleh Cisco, EMC, dan VMware.
v  Seluruh teknologi terintegrasi, teruji, dan tervalidasi, serta siap diimplementasikan.
v  Tersedia dalam tiga pilihan konfigurasi yang mendukung 300 sampai 6.000 mesin virtual untuk beragam skenario kebutuhan.
q  IBM VMCONTROL
v  Produk yang dikombinasikan dengan perangkat lunak IBM Tivoli.
v  Respons yang lebih cepat terhadap kebutuhan bisnis.
v  Penggunaan sumber daya secara lebih efisien.
v  Perusahaan dapat memonitor, mempertahankan, dan menyesuaikan tingkat layanan menurut beban kerja komputasi yang ditangani oleh himpunan sumber daya teknologi informasi.
v  Memungkinkan sistem yang lebih pintar, punya kemampuan memindahkan beban kerja dan melakukan penyesuaian.
q  WINDOWS AZURE
v  Sistem operasi yang memanfaatkan konsep cloud computing alias berkomputer dengan memanfaatkan internet.
v  Aplikasi akan dijalankan pada data center Microsoft dan bukan pada server sebuah perusahaan.
v  Pengguna bisa memanfaatkan aplikasi itu asalkan terhubung ke internet.
v  Azure akan menempatkan Microsoft bersaing secara langsung dengan penyedia jasa serupa, seperti Amazon, Salesforce.com dan Rackspace.


SUMBER – SUMBER

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

ASSALAMU ALAIKUM WARAHMATULLAHI WABARAKATUH